Minggu, 17 Januari 2010

tips wawancara kerja yang baik

Tips Wawancara Kerja
August 29th, 2009 | Tags:

PERNAHKAH Anda mempunyai teman, kerabat atau entah apa saja yang punya pengalaman seperti ini? Berkali-kali melamar kerja, tetapi gagal saat wawancara.

Seperti pengalaman Asti-sebut saja begitu-yang bolak-balik mengadu nasib untuk mencari pekerjaan baru, tetapi sekian kali gagal mendapatkannya. Sialnya, dia tidak berhasil lolos setelah mengikuti tahapan wawancara. Asti sempat putus asa dan malas untuk melayangkan lamaran lagi. Tetapi seorang
teman menghiburnya, “Kamu masih beruntung karena untuk dipanggil, dites kemudian diwawancara itu merupakan separuh bahkan tiga perempat keberhasilan. Banyak orang yang dipanggil saja tidak, apalagi sampai diwawancara.”

Rupanya kata-kata itu betul-betul memberikan semangat baru buat Asti. Sambil terus bekerja dengan status kontrak di tempatnya sekarang, Asti tetap mencoba mencari peluang kerja yang lebih baik. Meski begitu, setiap kali melamar, wawancara beberapa kali yang gagal itu tetap membayang.
“Biasanya orang tambah banyak pengalaman, makin percaya diri. Tetapi saya, makin sering diwawancara, makin pesimis, karena di sini saya selalu gagal,” ujar Asti.

Pengalaman seperti itu sebenarnya jamak dialami orang. Tak cuma di Indonesia, tetapi universal dialami oleh para pelamar kerja di mana-mana di dunia, yang menggunakan sistem seleksi obyektif, bukan sistem koneksi.

Wawancara sebenarnya hanya merupakan bagian dari sekian proses yang harus dilalui. Seleksi pertama biasanya sudah berlangsung saat lamaran diterima perusahaan. Kualifikasi, termasuk pendidikan, pengalaman, dan lainnya menjadi pertimbangan sebuah perusahaan untuk melanjutkan atau tidak
melanjutkan proses lamaran.

Betapa pentingnya wawancara, terbukti dari contoh kasus Asti di atas. Sepandai apa pun Anda, dengan pengalaman yang Anda miliki, tetap saja tak menjamin Anda bisa diterima di tempat kerja baru yang Anda inginkan. Tak ada rumus yang bisa digunakan dalam wawancara, selain berusaha meyakinkan
orang yang mewawancarai bahwa Anda memang mampu, cocok, dan merupakan orang yang tepat untuk mengisi lowongan yang sedang dicari.

Berbagai tipe

Ada beberapa bentuk wawancara yang umumnya dipraktikkan oleh pencari kerja. Yang cukup banyak dikenal adalah bentuk wawancara tanya jawab antara pelamar dengan calon tempatnya bekerja. Ini bisa dilakukan oleh satu orang saja atau oleh sebuah panel pewawancara.

Dalam tipe demikian, wawancara bisa cuma berbentuk skrining, sekadar mencocokkan antara yang dikemukakan pelamar dalam surat lamarannya ditambah dengan rincian lisan. Wawancara demikian adakalanya bisa dilakukan melalui telepon. Namun yang lebih banyak, wawancara dilakukan dengan tatap muka.

Sesuatu yang kini banyak dipraktikkan di banyak tempat adalah wawancara kelompok. Di sini sejumlah kandidat yang sudah lolos seleksi sebelumnya dikumpulkan untuk mengikuti diskusi informal. Subyek yang dibicarakan dipilih oleh pewawancara, para kandidat diminta melontarkan pendapatnya, bertanya, atau membuat kesimpulan.

Wawancara seperti ini biasanya dilakukan untuk mencari tahu potensi kepemimpinan seseorang dalam bidang manajerial. “Tujuan dari wawancara kelompok ini adalah untuk mengetahui bagaimana interaksi kandidat dengan orang-orang lainnya. Juga untuk mengetahui bagaimana dia menggunakan pengetahuan dan kemampuan berpikirnya untuk mengalahkan orang-orang
lainnya,” demikian alasannya, sebagaimana ditulis dalam CareerBuilder’s “How to” Guide: Job Interview Types.

Jangan terpancing sewot kalau si pewawancara menyudutkan Anda dengan kata-kata sarkastik. Bukan tidak mungkin ini bagian dari bentuk wawancara yang disebut wawancara stres. Bentuk yang seperti ini dimaksudkan untuk menguji bagaimana seorang pelamar mengatasi hal situasi demikian. Tak cuma
lontaran kata-kata sarkatis atau argumentatif, tetapi yang namanya wawancara stres atau stress interview adakalanya menguji kesabaran pelamar. Salah satunya dengan membiarkan pelamar menunggu beberapa lama.

Terhadap situasi seperti ini, jangan sakit hati. Tahan emosi Anda ketika menghadapi pertanyaan dari pewawancara. Bersikaplah kalem, seolah tidak terjadi apa-apa. Klarifikasi pertanyaan yang kurang jelas bila diperlukan. Ingat,
jangan terkesan terburu-buru saat menjawab.

Wawancara adakalanya juga dilakukan sambil makan siang (lunch interview). Suasananya mungkin lebih santai dibanding dengan wawancara yang dilakukan di kantor. Namun jangan lupa, makan siang ini adalah makan siang bisnis dan Anda sedang diperhatikan. Gunakan kesempatan wawancara ini untuk mengembangkan dasar hubungan dengan pewawancara.

Pertanyaan umum

Apa saja yang ditanyakan dalam sebuah wawancara?

Jawabannya bisa bermacam-macam. Bahkan posisi yang sama untuk kesempatan wawancara yang hampir bersamaan, antara satu orang dengan orang lainnya bisa mendapatkan pertanyaan yang berbeda.

Namun ada sejumlah pertanyaan umum yang sering kali dilontarkan saat wawancara. Siap-siap saja kalau ditanya, “Kenapa Anda ingin bekerja di sini? Bagaimana perusahaan ini sampai membuat Anda tertarik?” Atau bisa jadi cuma pertanyaan sangat ringan, seperti: “Coba ceritakan tentang diri Anda.”

Masih banyak pertanyaan penting selain pertanyaan di atas. Alasan mengapa seseorang ingin pindah, termasuk pertanyaan umum yang sering ditanyakan. Penanya tentu ingin mengetahui apakah Anda mempunyai masalah dengan tempat kerja Anda atau tidak. Jika Anda memang benar-benar tidak mempunyai
problem, katakan saja alasannya. Anda bisa mengatakan, soal tidak adanya kemungkinan pengembangan atau Anda memerlukan pekerjaan yang cocok dengan keterampilan Anda, atau kantor Anda pindah ke lokasi yang terlalu jauh, dan sebagainya dan sebagainya.

Sebaliknya pun begitu. Kalau memang ada masalah, jujur saja. Tunjukkan bahwa Anda bisa menerima tanggung jawab dan belajar dari kesalahan sebelumnya. Anda perlu menjelaskan masalahnya, tetapi jangan menguraikan posisi bekas atasan Anda dalam terminologi yang serba negatif. Tunjukkan bahwa semua itu merupakan bagian dari proses belajar yang tidak akan mempengaruhi pekerjaan nantinya.

Di samping kekuatan, pertanyaan juga sering menyangkut sesuatu yang negatif. Simak umpamanya kalimat, “Apa kelemahan utama Anda?”

Untuk hal seperti ini, bersikaplah positif. Alihkan kelemahan menjadi kekuatan. Misalnya Anda mungkin bisa mengatakan, “Sering saya khawatir terhadap pekerjaan saya. Kadang- kadang saya bekerja sampai larut untuk memastikan
pekerjaan telah berjalan semestinya.”

Pertanyaan-pertanyaan ringan sampai soal hobi serta olahraga kegemaran bukan tidak mungkin masuk dalam wawancara. Dari hobi dan aktivitas kegemaran mungkin penanya ingin mencocokkan apakah Anda orang yang kreatif, punya daya analisis baik, staminanya bisa diandalkan, atau apakah
Anda termasuk orang yang mudah bekerja sama.

Bahkan banyak pewawancara yang ingin tahu apakah pelamar yang sedang dihadapinya mempunyai kehidupan di luar pekerjaannya. Ini bukan sekadar pertanyaan mengada-ada, karena dari sini bisa ditemukan suatu nilai tambah
seseorang yang bermanfaat untuk perusahaan. Sebagai contoh, orang yang kreatif atau menjadikan atletik sebagai jalan keluar dari stres umumnya lebih sehat, lebih gembira, dan lebih produktif.

Percaya diri

Kepercayaan diri memang perlu ditampilkan. Usahakan untuk melakukan kontak mata dengan penanya dan jawabpertanyaan- pertanyaan dengan jawaban yang jelas.

Jangan lupa untuk cermat mendengarkan pertanyaan. Komunikasi harus berjalan dua arah. Jika Anda terlalu mendominasi konversasi, bisa jadi Anda kehilangan soal-soal yang dirasakan penting oleh penanya.

Jika ada kesempatan bertanya, jangan menanyakan sesuatu yang bisa menimbulkan kesimpulan negatif. Contoh yang paling umum misalnya pertanyaan mengenai hari libur. Jika pertanyaan seputar ini terlalu rinci, jangan-jangan pihak pewawancara menganggap pelamar tertarik bergabung
lebih karena banyaknya kesempatan libur. Kalaupun soal ini ingin diperjelas, pastikan bahwa pewawancara mengerti kenapa Anda perlu menanyakan hal itu.

Sikap tubuh yang baik hendaknya diperhatikan selama berlangsungnya wawancara. Hindari bahasa-bahasa tubuh yang negatif, seperti menggerak-gerakkan kaki, menggigit bibir, melipat tangan, tidak melihat lawan bicara atau berdehem sebelum menjawab setiap pertanyaan. (mnsbc/ret)

Rileks dan Terbuka

TERLAMBAT datang mengikuti wawancara merupakan satu hal yang hendaknya tidak boleh terjadi. Tepat waktu (atau datang awal) biasanya diartikan oleh pengundang sebagai bentuk komitmen, bahkan lebih dari itu bisa dianggap sebagai tanda bisa dipercaya serta sikap profesional.

Bersikaplah positif dan usahakan agar pihak lain merasa nyaman. Perlihatkan keterbukaan dengan cara memberi senyum hangat serta jabat tangan keras.

Jangan memberi komentar negatif tentang perusahaan Anda sebelumnya atau perusahaan tempat bekerja sekarang.

Rileks. Anggap saja wawancara adalah sebuah percakapan biasa. Ingat, penanya sebenarnya sama groginya dengan yang diwawancara.

Bila wawancara sudah selesai, jangan lupa memberi salam dan mengucapkan terima kasih. Kesankan bahwa Anda berminat dengan posisi yang ditawarkan. Kalau perlu tanyakan kemungkinan bisa menelepon untuk mencek status lamaran. Kalau mereka menyatakan akan mengontak, dengan sopan tanyakan kapan hal itu bisa diharapkan.

Kirimkan pesan, “Terima kasih untuk wawancaranya”. Usahakan supaya pesan itu tiba sebelum keputusan diambil. Kalau kontak selama ini dilakukan melalui e-mail, kirim e-mail terima kasih segera setelah wawancara.
Tags : tips interview kerja dalam bahasa inggris, tips wawancara pertanyaan pelamar kerja, gagal dalam wawancara kerja, apa saja yang ditanya saat interview, selalu gagal interview kerja, tips mjd wawancara, apa yang biasanya ditanyakan pada wawancara pekerjaan dibank, tujuan melamar pekerjaan, sikap ketika wawancara, contoh pertanyaan interview bank bni, mengapa anda ingin bekerja disini? interview, pertanyaan interview bank syariah bni, teknik wawancara kerja saat ditanya kekurangan, contoh contoh interview pelamar kerja, tips wawancara bagi yang pernah bekerja, format wawancara bahasa indonesia, tips lulus wawancara bank, apa jawaban jika ditanya mengapa anda ingin bergabung di perusahaan kami, wawancara ditanya mengapa ingin bergabung di perusahaan ini, pertanyaan interview untuk sekretaris, tips menjawab pertanyaan saat mau melamar, pertanyaan wawancara jawaban, contoh tanya jawab interview, interview kerja dalam bahasa inggris, pertanyaan interview kerja yang sering ditanyakan, pertanyaan kreatif pewawancara, tips interview saat melamar kerja, bahasa ingris saat wawancara kerja, contoh menjawab wawancara yang baik di suatu perusahaan

contoh surat lamaran kerja

Jakarta, 29 Agustus 2007

Hal : Lamaran Pekerjaan

Kepada Yth.,
Manajer Sumber Daya Manusia
PT. Gilland Ganesha
Jl. Raya Kebon Durian No. 11
Jakarta Timur

Dengan hormat,

Sesuai dengan penawaran lowongan pekerjaan dari PT. Gilland Ganesha, seperti yang termuat di harian Kompas tanggal 27 Agustus 2007. Saya mengajukan diri untuk bergabung ke dalam Tim Marketing di PT. Gilland Ganesha.

Data singkat saya, seperti berikut ini.
Nama
Tempat & tgl. lahir
Pendidikan Akhir

Alamat
Telepon, HP, e-mail

Status Perkawinan : Benny Kasmanto
: Bukit Tinggi, 19 Februari 1976
: Sarjana Manajemen Universitas Islam As-Syafi’iyah (UIA) - Jakarta(Konsentrasi Manajemen Pemasaran)
: Perum Bumi Sentosa Blok A.5 Bekasi
: 021 - 87914990, 0815 965 5695, benny_kas07@yahoo.co.id
: Menikah

Saya memiliki kondisi kesehatan yang sangat baik, dan dapat berbahasa Inggris dengan baik secara lisan maupun tulisan. Latar belakang pendidikan saya sangat memuaskan serta memiliki kemampuan manajemen dan marketing yang baik. Saya telah terbiasa bekerja dengan menggunakan komputer. Terutama mengoperasikan aplikasi paket MS Office, seperti Excel, Word, Acces, PowerPoint, OutLook, juga internet, maupun surat-menyurat dalam Bahasa Inggris.

Saat ini saya bekerja sebagai staff Marketing di PT. Hilmy Finance. Saya senang untuk belajar, dan dapat bekerja secara mandiri maupun dalam tim dengan baik.

Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :

1. Daftar Riwayat Hidup.
2. Foto copy ijazah S-1 dan transkrip nilai.
3. Foto copy sertifikat kursus/pelatihan.
4. Pas foto terbaru.

Saya berharap Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktu untuk memberikan kesempatan wawancara, sehingga saya dapat menjelaskan secara lebih terperinci tentang potensi diri saya.

Demikian surat lamaran ini, dan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.


Hormat saya,

Benny Kasmanto

Jumat, 08 Januari 2010

great...........

Semua hal pasti diawali oleh satu langkah tindakan atau sebuah aksi (action). Di bisnis, melakukan action untuk menjalankan satu perencanaan strategi yang telah kita buat adalah sesuatu kewajiban. Tanpa action, tidak akan menjadikan suatu hasil dari perencanaan yang sudah kita buat, tanpa action berarti kita merencanakan suatu kegagalan.

Seperti kurikulum bisnis yang telah diterapkan di TDA, dimulai dengan Reason - Belief - Dream - Strategy - Action dan Pray. Action menjadi bagian penting dalam kesuksesan bisnis kita. Satu langkah action namun konsisten dan fokus, akan mewujudkan semua keinginan yang sudah kita rencanakan.

Saya berkesempatan hadir sebagai pembicara di 3 (tiga) acara kuliah umum tentang kewirausahaan di Kampus BSI yang diadakan oleh BSI Career Center. Acara pertama dilaksanakan pada hari Senin, 21 April di Kampus BSI Cabang Bumi Serpong Damai diikuti kurangi lebih 170 mahasiswa. Dan acara kedua dan ketiga, pada hari Kamis, 24 April di Kampus Cabang BSI Bogor ada sesi pagi dan sesi siang yang diikuti masing-masing 150 mahasiswa.

Acara tersebut bertujuan memberikan pandangan/mindset kepada para mahasiswa bahwa selain mencari pekerjaan mereka juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan dengan membuka usaha sesuai dengan minat dan keterampilan yang dimiliki. Seperti info yang saya dapatkan dari panitia bahwa setiap tahunnya BSI meluluskan 9.000 mahasiswa dan mereka yang lulus harus bersaing dalam mencari kerja dengan lulusan kampus lainnya dan sementara lapangan pekerjaan pun semakin sempit. Sehingga BSI mempunyai kewajiban moral untuk membuat para lulusan dapat bermanfaat di masyarakat, maka kewirausahaan menjadi satu jalur efektif untuk mengantisipasi hal tersebut. Dan matakuliah kewirausahaan pun telah menjadi matakuliah wajib yang mempunyai bobot yang tinggi.

Dalam acara tersebut saya menyampaikan kurikulum TDA tersebut dan memberikan pandangan tentang membuka dan menjalankan bisnis. Banyak paparan yang saya sampaikan sesuai dengan pengalaman hidup saya selama berbisnis dan alhamdulillah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara antusias oleh mahasiswa dapat terjawab sesuai dengan kemampuan dan pengalaman saya. Kebetulan bisnis dan latarbelakang saya dari IT sehingga sama dengan sebagian besar mahasiswa yang dari jurusan Informatika.

Mudah-mudahan dengan acara tersebut, para mahasiswa BSI dapat mengambil pengalaman bisnis saya sehingga mereka dapat menemukan REASON - BELIEF dan DREAM yang membuat mereka ingin berbisnis. Lalu mereka membuat STRATEGI dan melakukan satu langkah yang fokus dan konsisten dalam ACTION mereka dan selalu diselimuti dengan doa (PRAY) dari setiap langkahnya sehingga mereka dapat menjadi para pebisnis yang sukses dan tangguh.

Salut untuk BSI…Selamat atas langkah luhurnya yang mendorong para mahasiswanya untuk berwirausaha…

Berikut sharing poto-potonya :

dsc01761.JPG
Para mahasiswa di Kampus BSI Bumi Serpong Damai

dsc01781.JPG

Para mahasiswa di Kampus BSI Bogor (sisi kiri)



dsc01787.JPG



Para mahasiswa di Kampus BSI Bogor (sisi kanan)

bsi gitu loh

BSI, Program Diploma Mahasiswa Lebih Cepat Kerja
Monday, 15 December 2008

Naba Aji Notoseputro, Direktur Bina Sarana InformatikaKeinginan mahasiswa untuk secepatnya bekerja setelah lulus kuliah direspon BSI dengan menyelenggarakan program diploma bidang yang paling diminati bursa kerja. Wiyono

Mau apa setelah kuliah? Jawaban yang paling lumrah salah satunya adalah agar begitu lulus dapat segera bekerja. Faktanya malah terdapat sekian banyak lulusan perguruan tinggi yang pada akhirnya terpaksa menganggur. Padahal, menurut Naba Aji Notoseputro, Direktur Bina Sarana Informatika, seseorang yang masuk ke perguruan tinggi artinya telah menggantungkan masa depannya. Salah pilih memang bisa berakibat hasilnya berbeda dari harapan semula.

Maka, seperti dijelaskan, sejatinya tugas paling pokok di perguruan tinggi ada dua hal, yakni menyediakan fasilitas dan pelayanan, serta adanya itikad baik mengurusi para lulusan sehingga jangan cuma menciptakan lulusan.

“Fasilitas dan pelayanan artinya luas, baik menyangkut sarana, prasarana belajar, dan isi pengajaran atau dosen. Dan yang kedua yang tidak kalah penting, dan mungkin perguruan tinggi lain banyak yang lupa, setelah mereka (mahasiswa) lulus diurus apa tidak? Di BSI, kita punya lembaga yang namanya BSI Karir, lembaga khusus yang kita bentuk kurang lebih empat tahun lalu yang mengurusi alumni. Jadi begitu mereka lulus, langsung dihubungkan dengan perusahaan-perusahaan yang mau mencari karyawan. Kita bekerja sama dengan ratusan perusahaan yang minta alumni-alumni kita, termasuk juga mahasiswa-mahasiswa semester lima dan enam yang mau magang,” terang Naba.

BSI Karir dalam setahun memiliki program, dua kali mengadakan event bursa kerja dikhususkan bagi para alumni BSI secara gratis. Walaupun lokasi pameran berada di luar kampus, lulusan dari perguruan tinggi lain tidak boleh ikut menjadi peserta. Sebagai contoh, pameran terakhir dilaksanakan di Istora Senayan bulan lalu dengan diikuti ribuan orang peserta dari seluruh Indonesia. Maklum, saat ini BSI telah mempunyai 15 jurusan di 40 lokasi kampus cabang meliputi Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, ditambah Pontianak, Kalimantan Barat, dan terdapat lebih dari 40.000 orang mahasiswa aktif.

Menariknya, dalam hal program studi sejauh ini BSI lebih fokus pada program-program tenaga siap kerja tingkat akademi D3. Alasannya, menurut Naba, mengikuti pendidikan D3 memiliki keuntungan tersendiri, mahasiswa tidak butuh waktu belajar terlalu lama, biaya lebih murah, lulus sudah siap kerja. “Di samping itu, kita juga telah menjalin kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi lain yang telah menyelenggarakan program S1. Lulusan BSI dapat memperoleh gelar sarjana cukup tambahan kuliah satu tahun, jadi biayanya lebih murah,” sambungnya.

Menyinggung besarnya biaya perkuliahan, seperti disebutkan, rata-rata untuk tiap jurusan besarnya di bawah angka Rp 1 juta, relatif murah. Tetapi Naba menekankan, biaya murah tersebut bukan lantas kualitas pendidikan yang rendah. Sebaliknya, itu dikarenakan lembaga yang memiliki slogan cyber campus tersebut mampu memangkas beberapa komponen biaya, salah satu di antaranya melalui sistem layanan tanpa menggunakan kertas.

“Begitu masuk, mahasiswa kita kasih alamat email. Mereka juga harus terbiasa dengan IT, karena sistem layanan kita sudah tidak mempergunakan kertas lagi. Untuk mengecek jadwal kuliah atau jadwal dosen, misalnya, mereka tidak perlu ke kampus. Caranya ada tiga pilihan, pakai SMS, telpon call centre, atau pakai internet. Jadi di mana pun berada, mereka bisa mengakses data kampus, semuanya, jadwal kuliah, jadwal ujian, kuliah pengganti, waktu wisuda, cek nilai, cek total SKS, dan sebagainya. Selama 24 jam setiap hari mahasiswa bisa mengakses informasi, asalkan punya HP,” jelas Naba.

“Jadi layanannya sudah benar-benar full IT, dan itu juga sekaligus bisa benar-benar menekan biaya. Mahasiswa pun sebenarnya tidak harus beli buku, sebab bahan-bahan kuliah, setelah dosen mengajar, bahan kuliah itu bisa di-download sendiri di situs BSI, pakai log in mereka,” tambah kelahiran Purworejo 40 tahun yang lalu itu.

Sedangkan soal kurikulum atau pun kegiatan perkuliahan, di BSI dapat dikatakan tidak jauh berbeda dengan lembaga-lembaga perguruan tinggi lainnya. Namun yang perlu dicatat, dengan sistem MCL (Multy Channel Learning) boleh dibilang kegiatan belajar-mengajar setingkat lebih moderen. Sebab selain menganut konsep belajar-mengajar melalui tatap muka, proses tersebut juga telah memakai bantuan model e-learning. Yakni, bagi mahasiswa yang ketinggalan materi bisa mengunduh bahan-bahan ajar yang dikuliahkan itu dari internet. Ditambah adanya pemanfaatan ICT (Information Communication Technology) untuk sarana komunikasi dengan dosen melalui kirim SMS, email, atau dengan cara chatting.

“Mereka harus tetap kuliah tatap muka dengan dosen, sebagai ajang diskusi atau dosen berbicara dengan mahasiswanya. Tidak mungkin sebuah proses belajar-mengajar tanpa ada tatap muka atau tidak ada sentuhan,” tukas ayah tiga putra tersebut.

Supaya para mahasiswa memperoleh gambaran dunia kerja secara nyata, tenaga pengajarnya pun, selain dosen tetap juga kerap mengambil dosen tamu dari kalangan praktisi.

Sejak diresmikan Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika (AMIK BSI) 1994, kini BSI memiliki 6 program akademi. Terakhir adalah Akademi Manajemen Keuangan (AMK BSI), sekarang ini masuk angkatan pertama dengan tiga buah jurusan, Manejemen Perbankan, Akutansi Perpajakan, dan Pasar Modal. Dan rencananya, tahun ini akan dibuka Akademi Seni dan Desain (ASD BSI).

Walau program-program di atas seluruhnya merupakan program siap kerja, tetapi di BSI memiliki kekhasan, diajarkannya mata kuliah entrepreneurship. “Kami melihat entrepreneurship itu sangat penting. Tentunya bukan kewirausahaannya tetapi yang kita tekankan adalah jiwa entrepreneur-nya. Bukan berarti suatu ketika mahasiswa itu harus berwirausaha, tetapi yang penting jiwa entrepreneur yaitu challenge, inovatif, jeli melihat peluang, tidak putus asa dalam memecahkan suatu masalah, itu yang ingin kita bangun. Jadi setiap jurusan pasti ada mata kuliah entrepreneur sebagai mata kuliah wajib, selain juga ilmu komputer,” ungkap Naba.

Kelebihan Bina Sarana Informatika:
- Terdapat lembaga BSI Karir yang membantu menyalurkan pekerjaan bagi para lulusannya.
- Fokus pada pendidikan gelar D3, tenaga siap kerja dengan biaya relatif terjangkau.
- Kualitas pendidikan tetap diperhatikan dengan menerapkan sistem MCL (Multy Channel Learning).
- Adanya tambahan mata kuliah entrepreneur sebagai mata kuliah wajib.